ILUSTRASI. Sekretaris BPPSDMP Kementan, Siti Munifah (hijab) bersama Dias Satria (kiri) dan Direktur Polbangtan Malang, Setya Budhi Udrayana (ke-2 kiri)

Generasi milenial akan terus didorong oleh Kementerian Pertanian (Kementan) untuk mengembangkan usaha dan bisnis di sektor pertanian, dengan memaksimalkan pemanfaatan internet of things [IoT] untuk mendukung on farm dan hilirisasi hasil produksi pertanian.

Kementan berupaya menggandeng sosok-sosok milenial sukses dari berbagai kalangan, yang terbukti mumpuni mengembangkan usahanya dengan memanfaatkan IoT.

Hal ini sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang menegaskan bahwa peran generasi milenial sangat penting.

“Generasi milenial adalah masa depan pertanian. Dari mereka kita harapkan hadir inovasi untuk membangun pertanian. Pertanian itu menjanjikan dan banyak yang bisa digarap,” katanya dalam keterangannya, Senin (7/3).

Dalam kesempatan terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi, mengatakan sektor pertanian sangat menjanjikan.

“Pertanian memiliki banyak sekali sektor yang bisa digarap anak-anak muda. Pertanian itu menjanjikan dan menghasilkan, karena itu, kita berharap banyak anak muda yang terjun ke sektor ini,” katanya dalam siaran pers.

Sosok milenial yang layak dikedepankan satu di antaranya adalah Dias Satria, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis pada Universitas Brawijaya (FEB Unibraw) sekaligus Konsultan Ekonomi Kreatif pada Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.

Dias Satria dijumpai oleh Sekretaris BPPSDMP Kementan Siti Munifah dalam lawatan ke Jawa Timur didampingi oleh Direktur Polbangtan Malang, Setya Budi Udrayana.

“Dias adalah dosen. Sepulang studi S3, ia tertantang oleh mahasiswa untuk buka usaha. Dias mengajar ekonomi, keuangan dan perbankan, tapi mahasiswa bertanya apakah bapak punya usaha? Itu menjadi pemicu, karena mahasiswanya sudah menjadi pengusaha,” kata Siti Munifah.

Menjawab tantangan dari mahasiswanya, Dias Satria mengembangkan aplikasi bisnis, yang kemudian dimanfaatkan oleh daerah untuk membangun network antar anak muda yang memiliki usaha bisnis usaha.

“Setelah dia meng-create aplikasi itu bersama timnya, Walikota Malang mengangkat dia sebagai staf ahli, Bupati Banyuwangi mengangkatnya sebagai desainer program untuk cari jagoan,” kata Siti Munifah.

Dengan aplikasinya tersebut, katanya lagi, Dias bisa mempercepat proses pemasaran, mencari champion di sektor pertanian maupun hilirisasi. Semuanya berbasis IT,” katanya.

Siti Munifah melanjutkan, saat ini Dias dan timnya sedang menggarap IoT untuk on farm dan hilirisasi. “Nah, alumni Polbangtan yang banyak menggeluti usaha di bidang pertanian, kita dorong agar menjadi bagian dari kolaborasi cari champion tadi. Jadi Polbangtan bisa terus tumbuh. Dalam kunjungan ini, kita detailkan apa yang bisa dikembangkan bersama Polbangtan.”

Menurutnya, hal itu sejalan dengan tujuan Presidensi G20 yang akan mengangkat program entrepreneur Indonesia.
“Spirit yang ingin dibangun adalah para pendidik jangan hanya mengajarkan di depan kelas, tapi bisa juga jadi pelaku usaha,” katanya.

Siti Munifah menambahkan, usaha-usaha sektor pertanian seperti ini bisa memanfaatkan produk pertanian dari hulu hingga hilir. “Manfaatkan konsep yang sudah diterapkan dan jadikan bahan untuk diskusi.”

Siti Munifah mengatakan, pertanian memiliki banyak sekali sektor untuk dikembangkan, dan semua harus dikerjasamakan. Misalnya Teaching Factory (TeFa) agroeduwisata atau apa pun, harus disiapkan. Juga petani perkotaan dengan agrofonik, yang pasti ada yang ditawarkan dan ditampilkan.

Sumber : https://industri.kontan.co.id/news/kementan-maksimalkan-pemanfaatan-internet-of-things-untuk-pikat-milenial