Terbaru, teknologi pendeteksi kebocoran air bersih guna menurunkan angka non-revenue water (NRW) atau air tak berekening berbasi AI dan IoT sukses diterapkan di Kota Sukabumi.
Proyek percontohan penerapan sistem manajemen kebocoran air bersih di Kota Sukabumi itu merupakan kerja sama yang dibangun lewat program Creative Technology Solution (CTS) dari Korea International Cooperation Agency (KOICA).
Kesuksesan itu tak terlepas dari kerja sama yang dijalin oleh perusahaan air bersih asal Korea Selatan, WI.Plat Co., Ltd, PT Supra Internasional Indonesia serta Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirta Bumi Wibawa.
Chief Executive Officer (CEO) WI.Plat Co., Ltd, Sanghoon Cha mengatakan, proses deteksi kebocoran serta pemeriksaan menggunakan alat IoT Sonic M1 dari perusahaannya sudah dilakukan lebih dari 2.500 titik sambungan air bersih di dua area studi, yakni Batukarut serta Kadudampit, Kota Sukabumi pada Februari dan Maret 2022.
“Data pemantauan kemudian diolah oleh Artificial Intelligence secara realtime serta menghasilkan beberapa suspek titik kebocoran air,” kata Sanghoon Cha dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Senin (27/3).
Menurutnya, teknologi pencari kebocoran air Sonic M1 dari perusahaanya adalah teknologi baru yang diterapkan di Indonesia. Teknologi tersebut bekerja dengan cara mendeteksi gelombang akustik suara kebocoran air yang berada di saluran pipa melalui AI, IoT, serta Cloud Technology
“Gelombang akustik suara itu kemudian dianalisis oleh AI dengan interpolasi menyeluruh antara data debit, tekanan air, ketinggian elevasi, serta tingkat kebocoran,” jelasnya.
Dia memastikan, alat pendeteksi kebocoran air berbasis AI, IoT, serta Cloud Technology itu telah bekerja dengan baik serta mendapatkan hasil perkiraan titik kebocoran air bersih. Kunjungan kerjanya di Kota Sukabumi juga bertujuan untuk memvalidasi alat itu.
“Alat yang digunakan sudah baik serta mendapatkan hasil perkiraan titik kebocoran air. Tetapi, diperlukan penyesuaian dengan kondisi lapangan di Indonesia, sehingga diperlukan validasi melalui kunjungan kerja langsung di Indonesia,”ujar Sanghoon Cha.
Pada kunjungan kerjanya ke Perumda Tirta Bumi Wibawa itu pada Selasa 22 Maret 2022 lalu, Sanghoon Cha dan Daeyang Kim juga mengenalkan teknologi baru yang digunakan guna mengukur tekanan air secara berkala, yaitu Sonic M2.
Menurut dia, kunjungan ke Indonesia juga bertujuan guna memberikan pengarahan kepada teknisi Perumda Tirta Bumi Wibawa untuk bisa mengaplikasikan Sonic M2.
“Setelah dilakukan analisis data dengan menggunakan data Sonic M2, diharapkan bisa menemukan beberapa titik kebocoran yang dapat diperbaiki di lapangan,” tandasnya.
Di tempat yang sama, Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi mengatakan, Pemkot Sukabumi melalui Perumda Tirta Bumi Wibawa berusaha meningkatkan kualitas serta kuantitas air bersih untuk masyarakat sekitar.
“Dengan adanya manajemen kebocoran air pintar ini, Kota Sukabumi akan semakin maju untuk dapat menjadi smart city,” kata Fahmi.
Sementara itu, Direktur Perumda Air Minum Tirta Bumi Wibawa, Abdul Kholik Fajdawani membenarkan, alat pendeteksi kebocoran air dari perusahaan Korea Selatan tersebut telah berfungsi dengan baik. Bahkan jajarannya sudah mengetahui dimana saja titik-titik kebocoran air melalui aplikasi web based dan android based.
“Dari trend air tersebut kita dapat mengetahui tingkat kebocoran air berapa liter/detik dan berapa liter yang dimanfaatkan oleh masyarakat. Kita gunakan alat itu lantaran tingkat kebocoran yang ada cukup tinggi, angka kebocoran yang muncul ke atas (permukaan) cuma 10 persen, sisanya 90 persen ke bawah (permukaan)” beber Abdul Kholik.