Jakarta: NTT Ltd terus berupaya mendukung penerapan digitalisasi yang harapannya berdampak positif terhadap pengembangan ekonomi digital. Salah satu yang dilakukan adalah bekerja sama dengan Grok yang merupakan penyedia software (SaaS) kecerdasan buatan (AI) untuk menciptakan peluang baru.
Data internal menunjukkan sejumlah klien awal yang telah mengadopsi tersebut mengalami adanya penurunan aktivitas intervensi manual hingga 90 persen, meningkatkan kecepatan identifikasi insiden sebesar 50 persen, dan waktu perbaikan menjadi lebih cepat 50 persen.
“Teknologi dan prosedur operasional telah mengalami banyak perubahan mendasar, tetapi satu-satunya yang konstan adalah betapa pentingnya jaringan bagi bisnis,” kata Executive Vice President Network Services NTT Ltd Amit Dhingra, dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 24 Mei 2022.
“Klien kami tidak dapat beroperasi tanpa jaringan mereka. Kerja sama kami dengan Grok adalah bagian dari serangkaian investasi berkelanjutan,” tuturnya.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan pemerintah telah berupaya mendorong perbaikan iklim ekonomi digital di Indonesia. Perbaikan itu dilakukan dengan ragam transformasi regulasi yang mendukung perkembangan sumber ekonomi baru tersebut.
Hal itu ia sampaikan dalam World Economic Forum Annual Meeting (WEFAM) 2022 saat bertemu dengan Chief Executive Officer (CEO) Qualcomm Cristiano Amon di Qualcomm Haus, Davos-Swiss. Keduanya membahas perkembangan dan potensi digitalisasi di Indonesia.
“Dengan transformasi sejumlah regulasi investasi, Qualcomm dapat mengembangkan jaringan bisnisnya ke Indonesia, khususnya terkait pengembangan infrastruktur 5G dan sektor digital lainnya di Indonesia,” ujar Airlangga.
Dia menambahkan, di level regional, kawasan ASEAN merupakan pasar terbesar ke-3 di Asia dan terbesar ke-5 di dunia, serta salah satu pasar terintegrasi yang paling berkembang. Selain itu, dengan populasi 660 juta orang, ASEAN memiliki basis konsumen yang luas –terbesar ketiga setelah Tiongkok dan India.
Di samping itu, lebih dari 50 persen populasi ASEAN berusia di bawah 30 tahun, dan mereka merupakan bagian terbesar dari angkatan kerja saat ini dan masa depan. Sementara di Indonesia, pada 2021 terdapat transaksi komersial lebih dari USD27 miliar (Rp400 triliun) dengan lebih dari 2.300 startup.
Hal itu menempatkan Indonesia sebagai negara ke-5 di dunia dengan jumlah startup terbanyak. Ditambah lagi, Indonesia memiliki 370 juta pengguna koneksi seluler dan 204 juta pengguna internet (74 persen dari total populasi). Nilai transaksi uang elektronik juga melebihi USD2,4 miliar (Rp35 triliun) per Desember 2021.