Searce, perusahaan konsultan teknologi modern yang menitik beratkan pada teknologi cloud, artificial intelligence (AI), dan analitik bersiap-siap untuk ekspansi pasar di seluruh Asia Tenggara, khususnya di Indonesia. Bermodalkan pengalaman di dunia konsultan teknologi informasi, Searce siap membuka potensi sebenarnya dari cloud AI di perusahaan saat ini dan membangun bisnis yang lebih cerdas di Indonesia.
“Jasa keuangan, asuransi, perjalanan, transportasi, logistik, ritel, e-commerce, barang-barang konsumen, manufaktur, media dan hiburan merupakan segmen bisnis yang menjadi fokus Searce,” kata CEO Searce Hardik Parekh, baru-baru ini.
Searce, sambungnya saat ini juga fokus ke sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Indonesia sebagai target bisnisnya. Sebab, saat ini banyak UMKM yang ingin menjangkau pasar lebih besar dengan menggunakan teknologi. Salah satunya dengan masuk ke platform digital seperti WhatsApp untuk menjangkau pelanggan, termasuk untuk mengirim atau menerima faktur.
“Pendekatan kami untuk menjangkau UMKM tersebut adalah dengan melakukan banyak lokakarya melalui webinar online. Google dan AWS juga telah banyak berinvestasi dalam upaya mendukung pasar ini,” kata Parekh.
Hal ini menurut Parekh telah terjadi dan akan terus bertumbuh. Ia pun meyakini kalau UMKM tak akan dapat tumbuh dan bertahan kecuali mereka mau berubah. Hal tersebut menurutnya sudah terjadi di banyak negara tempat Searce beroperasi, dan akan terjadi juga di Indonesia.
“Banyak transformasi yang telah terjadi selama pandemi, misalnya mereka menggunakan Gmail dan memberikan pendekatan yang berbeda untuk menjangkau pelanggan, mengirimkan barang secara online. Ini telah terjadi dan saya pikir itu akan terus tumbuh. Saya pikir UMKM tidak akan dapat tumbuh dan bertahan kecuali mereka berubah dan mereka sudah berubah dan saya telah melihat di berbagai negara di mana kami beroperasi dan saya yakin itu akan terjadi di Indonesia juga,” jelas ia.
Country Lead Searce Indonesia Benedikta Satya mengatakan, sebelum menyasar UMKM, pihaknya akan melakukan edukasi terlebih dahulu kepada UMKM terkait pentingnya penggunaan cloud untuk bisnis. Pasalnya, pelaku UMKM berasal dari kalangan masyarakat biasa yang memulai bisnis dari awal sehingga masih mencoba untuk berkembang dan kurang memiliki pengetahuan terkait digitalisasi. “UMKM strateginya agak berbeda bukan kita approach untuk bisa langsung (menawarkan produk) tapi lebih kepada kita mengedukasi mereka dulu. Kira-kira teknologi itu bisa membantu mereka dari sisi yang mana,” ujarnya
Adapun, selama pandemi, penggunaan teknologi AI dan cloud menurutnya pun sangat membantu. Hal tersebut akan membantu pemerintah dan bisa melangkah lebih jauh.
Survei e-Conomy SEA menyebutkan bahwa pada tahun 2022, pasar ekonomi digital Indonesia akan mencapai US$ 75 miliar dan diprediksi akan meningkat 2 kali lipat menjadi US$ 146 miliar pada tahun 2025. Sejumlah tren telah hadir dan memungkinan untuk mempengaruhi percepatan adopsi teknologi digital. Tren tersebut sebagian besar didorong oleh kemajuan teknologi digital, seperti cloud, analitik canggih, robotika dan otomatisasi, Internet of Things (IoT), dan kecerdasan buatan.