Keterangan Foto Diatas : Tumpukan sampah di jembatan perbatasan mahawu dan Bailang pasca banjir di Manado (Sumber Tribun Manado).
Bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi pada Jumat 27 Januari 2023 beberapa hari lalu di Kota Manado cukup menarik perhatian publik, tak terkecuali Pemerintah Kota Manado, Pemerinta Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), dan Pemerintah Pusat.
Hal tersebut sebagaimana dibahas dalam Rapat Koordinasi (Rakor) yang dihadiri langsung oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI, Letjen TNI Suharyanto bersama Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dan jajaran Forkompimda.
Rakor tersebut sebagimana terpublis dibeberapa media diketahui untuk membahas penanganan darurat bencana serta langkah-langkah strategis menghadapi cuaca ekstrem.
Gubernur Sulut, Olly Dondokambey yang hadir dalam rakor tersebut menyampaikan beberapa data terkait warga yang terdampak akibat bencana banjir dan longsor. Seperti yang dikutip redaksi ini ada sebanyak 313 KK (kepala keluarga) dan 9.382 jiwa.
Sedangkan dari 313 KK, teradapat 63 KK diantaranya berdampak akibat longsor, dan 5 orang meninggal dunia, 1 Balita (anak) dan 4 dewasa/manula.
Dalam awal tahun 2023 hingga hari ini, Negara Indonesia sudah mencatat 146 kali bencana alam termasuk di wilayah Provinsi Sulut. Hal itu disampaikan oleh Kepala BNPB RI Letjen TNI Suharyanto dalam rakor tersebut, artinya sebagian besar wilayah Negara Indonesia berada didaerah yang rawan bencana. Olenya, kita jangan menganggap bencana ini hanyalah sebuah perkara biasa, disini perlunya kesadaran kita sebagai warga negara untuk terus menjaga lingkungan alam sekitar demi tercapainya kenyamanan bersama sehingga tidak ada yang dirugikan, apalagi sampai harus ada korban jiwa.
Atas kejadian bencana alam seperti banjir yang selalu menjadi langganan warga Kota Manado, harusnya menjadi acuan bersama kita kearah yang lebih baik, yaitu menumbuhkan cinta lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan kesungai, agar ketika curah hujan datang meskipun lama, kita tidak perlu kawatir akan kebanjiran lagi. (Zulkifli Liputo).