Minggu ini kembali akan berlangsung event akbar seputar Smart City, yaitu Indonesia International Smart City Expo. Namun sejak tahun 2019, kami bersama dengan event organizer, merasakan bahwa Smart City itu bukan hanya soal teknologi untuk smart city, tapi jauh lebih luas dari itu, yaitu Keberlangsungan (sustainable).
Tiap kali kita membaca, mendengar istilah sustainable, keberlangsungan, maka kita bertanya, apa yang harus kita lakukan? Apalagi sekarang semua sudah pindah ke kota. Lihat saja sekeliling kita. Kota-kota kita semakin besar, meluas. Daerah pinggirannya yang tadinya hanya kota kecil menjadi bagian dari kota besar utamanya. sehingga menjadi Megapolitan. Indonesia sendiri tercatat menambahkan 6 area megapolitan baru, selain Jabodetabek yang selama ini sudah kita dengar.
ITU, lembaga internasional, telah memprediksikan, di tahun 2050, 70% penduduk dunia akan tinggal di kota. meningkat 56% dari saat ini. Lalu apa yang bisa kita lakukan ?
Jakarta sendiri telah kewalahan bukan. Banyak masalah yang Jakarta sebagai kota besar, kota megapolitan hadapi. Masalah macet, banjir, keruwetan dimana-mana, sekarang ini kita bicara polusi udara yang memburuk.
Kota-kota besar dunia akan menyumbang hingga 70% dari emisi karbon global, demikian prediksi ITU. Maka diluncurkanlah Smart Sustainable Cities oleh ITU, dengan tujuan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk meningkatkan layanan urban dan kualitas hidup.
Pertama, apa saja layanan urban ?
Mulai dari sini, kita kembali kepada apa yang kita miliki, Undang-undang No.23 tahun 2014. Ada 6 layanan dasar yang harus diberikan pemerintah kita. Sudahkan pemerintah kota kita memberikan yang terbaik dengan 6 layanan ini?
UU No.23 Tahun 2014 (Koleksi Fanky)
Kedua, meningkatkan kualitas hidup.
Sebagian kota dan warganya telah menggunakan pendekatan efisiensi energi, memastikan keamanan trafik transportasi, hingga melakukan alerting terhadap kejahatan.
Itu sebabnya, di kota-kota Indonesia, CCTV telah dipasang dan digunakan. Sistem monitoring air, udara juga dipasang. Hingga pengaturan trafik lalulintas. Lintas moda transportasi digunakan dan diterapkan. Serta memastikan semua layanan kepada warga dapat digunakan dengan baik.
Itu sebabnya, sistem monitoring network seperti Paessler PRTG kami banyak digunakan di berbagai unit dan instansi pemerintah. Karena tidak hanya untuk monitoring perangkat dan jaringan, tapi juga aplikasi dan semua sistem terkait.
Lalu apa berikutnya ?
Inilah yang akan kita siapkan. Pertama, implementasi artificial intelligence dalam berbagai layanan pemerintahan.
Kedua, memastikan keamanan siber untuk operasional IT dan kritikal infrastruktur pemerintah. Ini sangat penting.
Ketiga, penggunaan blockchain akan marak. Oleh karena itu, pemerintahan harus mulai melihat teknologi ini, minimal smart contract bisa digunakan.
Ketiga, cloud computing sudah menjadi pilihan utama. Pemerintah memang punya rencana Pusat Data Nasional (PDN), dan ini akan menjadi government cloud Indonesia. Tapi selain itu ada juga banyak pilihan provider cloud lokal lainnya.
Keempat, perlunya mitra yang tepat untuk pengembangan TIK. Inilah peran kami di APTIKNAS (Asosiasi Pengusaha TIK Nasional). Dengan program kami, SMART NATION, semua ini untuk mendukung program pemerintah terkait dengan smart city, atau kami menyebutnya dengan Digital City.
Smart Nation, program APTIKNAS (koleksi pribadi)
Inilah pentingnya kita semua terlibat, kami memfokuskan juga 2 hal dasar penting, Talenta Digital, semua orang harus dilengkapi, terutama di lingkungan pemerintah untuk bisa membangun kota mereka. Smart City adalah tentang orang terkoneksi ke orang (People connecting to People), dan peran TIK mendukungnya.
Disamping itu, para pemimpin juga harus diupdate terkait dengan solusi dan implementasi smart city, itulah peran kegiatan Digital Leadership di APTIKNAS.
Pastikan adan mengunjungi IISMEX di JIEXPO, 30 Agustus – 1 Sep 2023, dan ceritakan konsep anda tentang smart city di otak anda. Kita bertukar ide dan informasi disana. Kami tunggu ya.
Silahkan daftar dibawah ini.
Registrasi : https://visitorreg.id/q/ISC23