Manado, BISKOM – DP alias Deva tanggapi santai pemberitaan miring dan tudingan warga Pulau Bunaken yang sebut dirinya terima sejumlah dana sampai puluhan juta rupiah dari pemasangan meteran listrik ilegal.
Deva yang sempat menjabat kepala kantor jaga sub unit PLN Bunaken itu dalam narasi pemberitaan di salah satu media online lokal Sulawesi Utara (Sulut) disebut telah mengakui perbuatannya.
Narasi dalam pemberitaan pun menurut Deva seolah dipolitisir. Dan waktu mengkonfirmasi perkataan wartawan sudah mengarah ke pemerasan, diduga juga ada konspirasi antara wartawan berinisial YS ini dengan Manager PLN ULP Paniki, JU alias Jacky.
“Wartawan inisial YS atau yang sering saya panggil Om Sol itu biasa di kantor. Memang belum lama ini dia tanya soal isu kongkalingkong terkait pemasangan meter di Pulau Bunaken, tapi saya katakan “amankan dulu” artinya akan diklarifikasi semua isu miring yang di alamatkan ke saya,” kata Deva kepada media ini. Selasa (26/12/2023).
“Saya menduga perkataan YS menjurus kepemerasan, bahkan diduga ada konspirasi antara YS dan Manager PLN ULP Paniki. Pasalnya YS juga meminta handphone (Hp) merek infinix, kata YS buat keperluan anak bosnya, terus ada juga bukti chatingan whatsapp (WA) antara YS dan Manager PLN ULP Paniki saling mengatur narasi seolah saya berbuat hal seperti diberitakan,” lanjutnya.
Pemuda yang dikenal dermawan dan suka menolong sesama itu juga menyampaikan, ketika wartawan atau media dalam menulis pemberitaan harusnya sesuai apa yang disampaikan narasumber. Jangan asal tulis seolah menyerang pribadinya, lagian kata Deva, dirinya sekarang hanya sebagai staf biasa di PLN UP3 Manado.
“Saya akan buat laporan ke Dewan Pers 1×24 jam jika media dan wartawan tersebut tidak beritikad baik dengan meluruskan narasi yang mengatakan saya mengakui perbuatan itu, padahal sama sekali saya tidak perna mengatakan hal demikian,” tegasnya.
Deva sangat menyayangkan kinerja wartawan yang sudah ikut Uji Kompetensi Wartawan (UKW) dalam menulis narasi pemberitaan masih tidak sesuai fakta.
Padahal menurut pengakuannya, Deva sama sekali tidak perna meminta ataupun menerima transferan dana terkait pemasangan meteran listrik yang tidak sesuai aturan. Dia pun mengatakan, bertemu secara langsung dengan warga untuk bicara meteran juga tidak pernah.
“Saya ingat waktu masih di Pulau Bunaken sempat ada yang mau pasang meteran listrik, tapi karena jaraknya jauh sekitar 450 meter sehingga di cek dulu anggarannya. Setelah dihitung sesuai perkerjaan dan alat semua ditaksir jadi 12 juta, dan itu langsung saya sampaikan sesuai aturan. Sekalipun tidak jadi pasang waktu itu, saya tidak ada bujuk orang tersebut untuk ambil meteran ilegal, bukti chatnya sampai sekarang masih tersimpan,” imbuhnya.
Usai mengkonfirmasi berita dengan judul “Citra PLN ‘Goyang’ Puluhan Warga Pulau Bunaken Tuntut Karyawan PLN Diduga Pasang Meter Ilegal”, jelas Deva menyatakan, YS tidak bisa dihubungi lagi.
“Mungkin YS blokir nomor saya, karena di chat hanya centang satu dan tidak ada foto profil. Tapi kalau dicek dari rekan-rekan saya WA YS masih aktif,” tutup Deva.
Sementara dikonfirmasi terpisah via telfon dan chat WA di nomor : 0852-4051-****, Manager PLN ULP Paniki tidak merespon sampai berita ini ditayangkan. (ZKL).