BISKOM, Surabaya – Pelatihan Jurnalistik Kompetensi Wartawan Muda Reporter dengan materi pelatihan sesuai Standar Kompetensi Kerja Khusus (SKKK) di bidang Pers sukses digelar Lembaga Pers Wartawan Kompetensi Indonesia (Wakomindo) di Kampus Universitas Teknologi Surabaya (UTS). Senin (12/2/2024).

Pelatihan Jurnalistik yang terbuka untuk umum digelar secara Hybrid (tatap muka dan online) diikuti peserta dari berbagai profesi diantaranya Jaksa Kejati Jatim, Kejari Surabaya, Kejari Tanjung Perak Surabaya, anggota TNI AD dari Pendam V/Brawijaya, staf beberapa KPH Perhutani Divre Jatim, Advokat, mahasiswa dan profesi lainnya.

“Semua orang bisa jadi wartawan, kedepan akan di paparkan 5 materi memakai modul Standar Kompetensi Kerja Khusus yang teregistrasi di Kementerian Ketenagakerjaan. Materi akan disampaikan oleh para mentor yang mempunyai Sertifikat Kompetensi Wartawan Utama yang diterbitkan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) melalui LSP Pers Indonesia,” terang Ketua Umum Wakomindo, Dedik Sugianto dalam sambutan pembukaan pelatihan.

Ada 3 mentor dalam pelatihan jurnalistik ini, Pertama Antonius Pemimpin Redaksi (Pemred) Media Merah Putih yang menyampaikan materi 1 dan 2. Kedua, Rizal Pemred Media Jawa Pes yang menyampaikan materi 3 dan 4, dan yang terakhir Gatot Irawan Pemred Media Panjinasional yang menyampaikan materi ke 5.

Adapun 5 materi Pelatihan Jurnalistik Kompetensi terdiri dari merencanakan dan mengusulkan topik liputan, mencari dan mengumpulkan data dan informasi, melakukan wawancara dengan nara sumber, menulis berita, dan mengedit naskah berita sendiri.

Antonius dalam pemaparan materi pertama, menerangkan bagaimana membuat perencanaan liputan terdiri dari alur perencanaan liputan, menghimpun data dan informasi Dmdari berbagai sumber, menentukan raarasumber masuk dalam kategori, susunan Rrencana liputan, merencanakan, menyusun, dan mengidentifikasi informasi, membuat anggaran biaya peliputan, menjadikan data dan informasi awal lebih akurat, menilai risiko dan menyiapkan rencana keselamatan dan persiapan sebelum memulai peliputan.

Antonius dalam materi pertama juga menjelaskan menentukan liputan melibatkan masyarakat banyak atau publik, bersifat masif dan luas, melibatkan pejabat penting, minimal level kabupaten atau kota, melibatkan publik figur, dan human interest atau ketertarikan manusia.

Didalam materi pertama, juga dijelaskan bagaimana menyiapkan bahan cakupan untuk liputan yan perlu diperhatikan membuat konten yang layak diberitakan yang menggunakan prinsip Jurnalistik dengan perhatikan prinsip akurasi dan prinsip adil, serta mempersiapkan materi atau bahan pertanyaan ke narasumber sesuai penugasan.

Di materi kedua, dijelaskan dalam melaksanakan cakupan liputan perlu mengetahui tentang 10 elemen jurnalisme, langkah dalam peliputan, dan memastikan peralatan kerja berfungsi dengan baik dan dapat digunakan. Dalam mencari dan mengumpulkan data dan informasi untuk suatu pemberitaan juga dijelaskan bagaimana mengunakan  metode untuk mencari berita yang  mencakup kriteria umum terkait nilai berita apakah memenuhi nnsur layaknya berita, tekhnik peliputan berita, dan cara menghimpun data dan informasi.

Materi ketiga, dipaparkan oleh Rizal mengupas tuntas bagaimana persiapan dalam melakukan wawancara terdiri dari menyiapkan bahan atau menyusun materi pertanyaan, ketentuan sebelum wawancara, penentuan informan atau narasumber, dan penjelasan pedoman wawancara dengan alat bantu atau teknik observasi.

Dalam melakukan wawancara ada beberapa hal yang perlu dilakukan antara lain memetakan dan mengorganisasikan ide, daftar keinginan (wish list), ketahui jenis wawancara, dan atur alur wawancara dengan baik, dan untuk menutup wawancara setiap wartawan perlu memverifikasi kembali keterangan penting dari nasrasumber, kesimpulan isi wawancara rara sumber dan tambahan informasi sebelum diakhiri, dan menutup wawancara dengan benar.

Dalam materi keempat, para peserta dijeskan cara menentukan sudut pandang dalam pemberitaan terdiri dari nilai berita, menganalisa dan menentukan poit data, informasi dan keterangan dari hasil liputan, menentukan tema san topik. Dijelaskan pula bagaimana cara menulis berita sesuai rubrik, dan harus diperhatikan dalam penulisan antaranya lain harus sesuai kaidah Jurnalistik (5W + 1H) dengan tata bahasa yang baik dan benar, dan memperhatikan kode etik Jurnalistik.

Dimateri keempat juga dipaparkan bagaimana menulis brita laporan langsung (Stright News) dan laporan lengkap (Indepth News)a

Dalam materi kelima, yang disampaikan oleh Gatot Irawan dipaparkan bagaimana menentukan nilai berita dan kompetensi nara sumber, memeriksa  lembali isi naskah terkait informasi, akurasi data, tata bahasa, dan tanda baca, serta melakukan koreksi dan perbaikan naskah berita sendiri.

“Memeriksa kembali dan mengedit tanda baca dan tata bahasa dalam naskah berita ditulis sesuai kaidah Jusrnalistik. Menganalisa kembali data dan informasi yang sudah ditulis untuk diperbaiki agar berita lebih akurat dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” ujar Gatot.

Di akhir penutupan pelatihan jurnalistik, Dedik Sugianto menyampaikan bahwa para peserta setelah mengikuti pelatihan akan memperoleh sertifikat keikutsertaan pelatihan jurnalistik dan sertifikat itu salah satu syarat penting mengikuti sertifikasi kompetensi wartawan muda reporter.

“Pelatihan ini diadakan setiap 2 bulan sekali, dan akan ada pelaksanaan sertifikasi kompetensi wartawan yang diadakan LSP Pers Indonesia yang mempunyai lisensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi Republik Indonesia (BNSP-RI). Jadi para peserta yang ikut pelatihan hari ini bisa mengikuti sertifikasi kompetensi wartawan tersebut,” pungkas Dedik. (red/ZKL).