BISKOM, Indramayu – Pengelola usaha Warkop Digital memanfaatkan momentum pelaksanaan program sosialisasi Penempatan dan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang digelar Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) di Desa Widasari, Indramayu pada Rabu (27/3/2024), untuk memberi penjelasan kepada warga masyarakat setempat terkait peluang buka usaha Warkop Digital bagi para bakal Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) sebelum dan sesudah bekerja keluar negeri.

Kolaborasi antara BP2MI, Pemerintah Kabupaten Indramayu, dan Divisi Cybers Job melaksanakan sosialisasi pencegahan perdagangan orang ini berhasil menciptakan antusiasme 200 lebih warga dan aparat desa, serta anggota Bhabinkamtibmas yang hadir.

Tak heran, perwakilan pengelola usaha Warkop Digital Gesty Probowati yang didaulat sebagai moderator pada sesi diskusi, langsung memanfaatkan kesempatan singkat dan berharga ini untuk memaparkan sedikit informasi tentang fasilitas usaha yang akan ditawarkan kepada bakal calon PMI dalam rangka mempersiapkan pulang kampung menjadi juragan sesuai dengan tema BP2MI yakni “Berangkat Migran Pulang jadi Juragan.”

Gesti yang berimprovisasi selaku moderator, menyempatkan diri memberi informasi singkat terkait peluang usaha Warkop Digital bagi para bakal CPMI. Sentilan singkat Gesti ini, cukup direspon positif para bakal CPMI usai kegiatan sosialisasi berlangsung. Beberapa warga tertarik menggunakan fasilitas lowongan kerja di Cybers Job yang menawarkan peluang usaha Warkop Digital saat resmi diterima bekerja melalui jalur prosedural di Cybers Job.

“Kami akan mempersiapkan para CPMI peluang buka usaha sejak sebelum mereka berangkat keluar negeri. Agar saat PMI kembali sudah memiliki usaha atau sebagai juragan Warkop Digital. Modalnya dicicil dari gaji yang diterima selama bekerja di luar negeri,”ujar Gesti kepada sejumlah warga yang tertarik, usai kegiatan sosialisasi.

Beberapa peserta antsusias menanyakan mekanisme membuka usaha Warkop Digital dan masalah permodalan. Begitu mengetahui modal akan dicover dari cicilan gaji saat PMI sedang bekejra di Luar Negeri, para bakal CPMI makin tertarik. “Ini sangat menguntungkan bagi saya jika bisa berangkat melalui Cybers Job dan dikasih usaha juga,”ujar Ati, salah satu peserta saat ditemui usai acara sosialisasi.

Sementara itu perwakilan dari Divisi Cybers Job, Oky turut memberikan materi tentang cara bekerja keluar negeri secara aman dan legal pada sesi diskusi. Oky mengatakan, para calon PMI akan dibiayai seluruh kebutuhan pemberangkatannya ke luar negeri oleh pihak perusahaan, dan penggantian biaya dicicil bulanan dari gaji saat resmi bekerja.

“Para CPMI bahkan diberi peluang usaha Warkop Digital begitu kembali ke tanah air dan langsung menjadi juragan. Ini sangat membantu warga dan terhindar dari tipu-tipu para agen perekrut CPMI ilegal,” terangnya.

Pembicara lainnya, Kepala Pusdatin BP2MI Devriel Sogia, dalam pemaparannya memberikan penekanan terkait informasi awal yang harus diketahui warga yang ingin bekerja keluar negeri. Selain itu, menurutnya, CPMI harus bisa memiliki kemampuan berbahasa sesuai negara tempat PMI bekerja agar saat bekerja mengerti bahasa dan permintaan yang disampaikan oleh majikannya.

Untuk mencegah TPPO maka calon PMI tolong lihat lowongan pekerjaan yang ada di Sisko BP2MI dan kantor Dinasnaker setempat. Tujuannya agar pekerjaan yang tersedia sesuai dengan kempetensinya. Karena permasalahan yang ada, terutama laki-laki, bekerja di sektor nelayan contohnya tapi tidak memiliki jiwa pelaut. Akibatnya baru dua hari bekerja sudah minta dipulangkan,” papar Devril.

Sementara itu, Direktur Guetilang, Hence Mandagi turut menjadi salah satu pembicara pada sesi diskusi, memaparkan tentang peran Citizen Journalism dalam sosialisasi penempatan dan perlindungan PMI. “Sebelum diberangkatkan kami akan melatih dasar-dasar jurnalistik bagi para calon PMI agar saat mereka bekerja di luar negeri bisa menjadi kontributor media Guetilang. Sehingga persoalan, kendala, atau perlakuan diskriminasi yang dialami PMI akan diberitakan di media Guetilang agar diketahui publik atau pemerintah di Indonesia,” papar Mandagi.

Pada acara pembukaan, Deputi Penempatan dan Perlindungan Kawasan Amerika dan Pasific Agustinus Gatot Hermawan yang mewakili Kepala BP2MI, memberikan arahan dan pemaparan tentang mekanisme penempatan PMI procedural dan pencegahan Tindak Pidana Perdagangan Orang khususnya PMI di hadapan 200 warga dan calon PMI yang berasal dari berbagai Kuwu (desa) se-Indramayu, serta pejabat setempat dan aparat Bhabinkamtibmas.

Terkait dengan penempatan PMI, Agustinus mengatakan, calon PMI harus memahami persyaratan kerja ke luar negeri. Ia menjelaskan, syarat utama harus berusia minimal 18 tahun dan sehat jasmani dan rohani. “Selain itu harus punya kompetensi sesuai pekerjaan dan jabatan yang akan dilakukan selain kompetensi bahasa. Yang terpenting wajib ada Jaminan sosial ketenagakerjaan dan memiliki dokumen lengkap seperti pasport, visa, dan kontrak kerja agar berangkat sesuai prosedur,” terang Agustinus.

Di kesempatan yang sama, Bupati Indramayu yang diwakili Plt Kepala Dinas Tenaga Kerja Indramayu Nonon Citra, dalam sambutannya mengatakan, upaya perlindungan terhadap PMI terus dilakukan pemda yakni sebelum dan sesudah PMI diberangkatkan.

Terlebih mayortias pendaftar calon PMI adalah kaum perempuan. Pada tahun 2022 terdapat 12.427 wanita bekerja di luar negeri dan mayoritasnya bekerja di Taiwan dan Hongkong. “Kita sosialisasikan pasar kerja dan fasilitas pelatihan CPMI melalui BLK yang terakreditasi,” ujar bupati.

Kepala Kuwu (Desa) Widasari, Wardani mengapresiasi BP2MI yang menyetujui desanya sebagai tempat pelaksanaan sosialisasi perlindungan PMI bagi para calon PMI. “Di desa kami ada warga yang menjadi korban TPPO. Dan kegiatan ini sangat tepat dilaksanakan di Desa Widasari. Peserta juga sebagian dihadirkan dari desa kami,” ujarnya. (REP, S.H.)