Dalam kesempatan menghadiri Halal Bihalal dan Diskusi dari Asosiasi Prakarsa Indonesia Cerdas (APIC), saya menghadirinya sebagai salah satu peserta dari asosiasi mitra (IAIS dan APTIKNAS.
Kesempatan pertama, saya mendapatkan banyak pencerahan dari pak Patria dari LKPP, terkait dengan transformasi digital yang sedang berjalan. Memang patut diacungkan jempol, LKPP menjelma menjadi e-commerce pemerintah terbesar mungkin saat ini. Dengan berbagai kompleksitasnya, kami juga terus mendukung upaya LKPP untuk bisa terus membantu proses pengadaan barang dan jasa di sektor pemerintah.
Dan ini dimulai dengan proses transformasi digital yang disikapi oleh Presiden Jokowi, dan para pemimpin LKPP hingga saat ini. Termasuk juga proses transformasi organisasi yang menurut saya cukup unik. Namanya langsung menjurus, Bidang Transformasi Pengadaan Digital. Upaya ini patut diapresiasi, karena transformasi digital kadang memang harus dimulai dengan transformasi organisasi.
Ada hal menarik lain, yaitu penggunaan IoT, Bigdata dan AI yang serius sedang digarap LKPP.
Dan tidak hanya itu, penyedia dalam LKPP juga diharapkan mengikuti aturan yang ada, termasuk kesiapan untuk keamanan siber dan memastikan perangkat produk bisa mandiri dan dikembangkan di negara sendiri. Inilah pentingnya peningkatan TKDN dari waktu ke waktu.
Di sesi kedua, kami mendengarkan sharing mengenai Bangunan Gedung Cerdas, yang baru saja dirilis pemerintah (PUPR) pada akhir tahun lalu.
Setelah itu, kami mendapatkan pencerahan dari bapak “transformasi digital” Indonesia, Prof Bambang Brodjonegoro, yang membahas transformasi digital Indonesia.
Sangat menarik dan informatif dari konteks yang disampaikan oleh Prof Bambang.
Setelah itu, sharing dari pak Setiaji, CTO Kemenkes. Kemenkes ini menurut say yang paling keren dan siap dalam menjalankan transformasi digitalnya. Dan leader seperti pak Setiaji ini harus banyak dimiliki oleh pemerintah. Aplikasi SatSet (Satu Sehat) semakin menjadi aplikasi super dari Kemenkes.
Tentu, faktor keamanan sistem selalu menjadi hal penting yang harus diperhatikan, juga dalam sistem SatSet.
Semua ini dijelaskan dengan baik oleh pak Cahyono dari PanRB. PanRB dimint menjadi kiper untuk proses transformasi digital, dengan pelaksana GovTech saat ini adalah Peruri.
Sesi terakhir tidak kalah menarik, Digital Public Infrastructure. Dan semakin jelas, transformasi digital pemerintah, akan memerlukan framework yang tepat. DPI ini salah satu solusinya.
Diharapkan dengan adanya sesi-sesi seperti ini berikutnya, maka akan semakin jelas arahan pengembangan TIK Nasional. Saat ini kita masih menunggu strategi RPJPN 2025-2045 yang lebih detail terkait dengan isu pendigitalan dan pencerdasan. Dan semoga semakin jelas, siapa yang akan menjadi CTO TIK Nasional kita, sehingga semua akan punya arah yang jelas.
Terakhir kami tutup dengan foto bersama dengan peserta yang hadir secara onsite.
Sampai bertemu di kegiatan TIK Nasional berikutnya. Maju terus IT Indonesia.