Jakarta, Biskom – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dalam rangka mendukung ketahanan pangan Indonesia, meluncurkan beras sehat dari singkong, jagung dan sagu. Beras analog atau beras tiruan ini memiliki indeks glikemik rendah dan sangat cocok untuk program diet terutama bagi penderita diabetes serta masyarakat yang concern terhadap pola hidup sehat.
Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi BPPT, Soni Solistia Wirawan mengatakan saat ini konsumsi beras masyarakat Indonesia sekitar 120 kilogram (kg)/kepala/tahun. Sementara konsumsi protein dan ikan masih rendah sekitar 40 kg/kepala/pertahun. Padahal, beras padi mengandung indeks glikemik tinggi sehingga bisa menimbulkan penyakit diabetes.
Indonesia, lanjutnya, memiliki bahan baku selain padi sebagai sumber karbohidrat seperti singkong/ubi kayu, jagung, dan sagu. “Masalahnya, kita terbiasa makan nasi dari beras. Jadi bukan masalah teknis tapi budaya kita yang terbiasa makan nasi. Karena itu kita berusaha mengolah jagung, singkong dan sagu menjadi bulir-bulir beras,” terang Soni
Beras sehat berbahan baku singkong, jagung dan sagu dikembangkan Balai Besar Teknologi Pati (B2TP) BPPT dengan menggandeng usaha kecil menengah di kawasan Lampung. Saat ini beras sehat sudah dipasarkan di beberapa minimarket sekitar Lampung. Meskipun harganya lebih mahal dari beras biasa, Soni optimis beras sehat akan dicari orang-orang yang ingin hidup sehat.
Beras sehat yang dikembangkan BPPT terdiri dari Beras Sehatku, Beras Tiwulku, dan Beras Sigerku. Beras Sehatku berbahan baku utama tepung jagung (80%) dan ubi kayu (20%) yang telah diolah sedemikian rupa sehingga mudah dan dapat dimasak dengan cara praktis.
Beras Sehatku diproduksi dengan teknologi ekstrusi melalui serangkaian proses homogenisasi, pengaliran (shearing) dan pembentukan ekstrudat yang keluar dari die sedemikian rupa sehingga akan menghasilkan produk yang memiliki tekstur, densitas, dan sifat-sifat fungsional serupa dengan beras padi.
Beras Sehatku memiliki kandungan karbohidrat (energi) yang setara dengan beras padi dan kaya sarat sarat pangan. Beras Sehatku juga kaya vitamin B1 (Thiamin), B2 (Riboflavin) dan B6 (Pyridoxine) serta kaya mineral seperti kalium, magnesium, zat besi dan fosfor.
Beras sehat praktis dalam pemasakan dan memiliki bentuk dan rasa yang unik sehingga tidak perlu mengubah pola konsumsinya. Produk ini dapat digunakan sebagai bahan makanan pokok pengganti beras bagi konsumen yang ingin menjalankan diet atau mengurangi konsumsi gula. Selain itu, beras sehat dapat juga diolah menjadi nasi goreng, nasi bakar, lemper, dan bubur atau pangan olahan lain yang umumnya berbahan dasar nasi.
Beras Sigerku merupakan produk pangan inovatif berbahan baku singkong segar, sementara Beras Tiwulku berbahan baku gaplek. Kedua bahan tersebut ditepungkan dan dicetak dengan teknologi ekstrusi sehingga menghaslkan produk yang memiliki tekstur, densitas, dan sifat-sifat serupa beras padi.
Beras Sigerku dan Tiwulku memiliki kandungan karbohidrat yang setara beras padi. Beras Sigerku dan Tiwulku lebih kaya serat dibandingkan beras padi sehingga dapat bermanfaat untuk menjaga pencernaan. Beras analog ini aman untuk dikonsusi karena diolah tanpa bahan pengawet, pewarna, dan penyedap.
Beras sehat ini juga praktis dalam pemasakan serta memiliki bentuk dan rasa yang menyerupai beras padi sehingga dapat memenuhi selera konsumen. Saat ini, uji pemasaran beras sehat telah disepakati oleh B2TP – BPPT dengan PT. Indometro Surya Andola. (red)