Firma Riset International Data Corporation (IDC) memaparkan pertumbuhan industri TI sepanjang 2009, baik dari sisi hardware, software dan services mengalami peningkatan yang positif, meski kondisi ekonomi dunia yang sedang melambat akibat dari dampak krisis global
“Untuk lebih jelasnya: overall market IT berdasarkan riset IDC tentang IT spending (software, hardware dan services) untuk Indonesia tahun 2009 nilainya mencapai USD 7,5 milliar,” papar Manajer Riset IDC Ashadi Cahyadi kepada BISKOM (2/12).
Artinya, sambung Ashadi, belanja TI mengalami pertumbuhan positif sebesar 5.5% dibanding tahun 2008 dan diprediksi akan mengalami pertumbuhan sebesar 8.1% untuk tahun 2010 nanti.
Masih kata Ashadi, untuk hardware, tingkat pertumbuhan di tahun 2009 sebesar 5.2% dibanding 2008 dan diprediksi akan tumbuh sebesar 7.1% untuk tahun 2010. “Sementara untuk software, tingkat pertumbuhan di tahun 2009 adalah sebesar minus 1.4% dibanding 2008 dan diprediksi akan tumbuh sebesar 3.0% untuk tahun 2010,” tandas Ashadi.
Nilai transaksinya dari masing-masing komponen hardware di tahun 2009 diperkirakan mencapai USD 6.7 milliar, sementara untuk software di tahun 2009 diperkirakan sebesar USD 285 juta
Terkait kondisi pasar TI Indonesia secara umum, IDC melihat akan tetap mengalami peningkatan positif untuk tahun 2010, dimana ada beberapa key drivers yang mendorong kondisi pasar TI nasional. Faktor pendorong itu antara lain; Pertumbuhan ekonomi nasional; Pemerintahan baru yang lebih memfokuskan sumberdaya TI untuk membantu tingkat produktivitas nasional, khususnya untuk bidang perbankan, pemerintahan dan pendidikan; Pemerintahan baru yang lebih fokus terhadap services oriented dengan mendayagunakan sumber daya TI, sehingga mendorong domestic consumer spending untuk produk-produk TI. Terutama dengan beberapa mega proyek TI seperti Universal Service Obligation (USO), Desa Pintar, Desa Berdering dan beberapa inisiatif seperti National Single WIndows dan e-Government. Faktor lainnya yakni ekspansi yang dilakukan oleh para stakeholders TI di Indonesia, seperti operator telcos, service providers dan yang lainnya.
“Diantara tiga komponen, hardware, software dan services, IDC melihat bahwa tingkat pertumbuhan services akan mengalami peningkatan yang signifikan,” kata Ashadi. Diperkirakan sebesar 26.5% di tahun 2010 dimana untuk tahun 2009 naik sebesar 15.8% dibanding 2008. Untuk total services di tahun 2009 ini diperkirakan sebesar USD 439 juta.
Apakah melemahnya USD masih mempengaruhi pertumbuhan TI Indonesia? Ashadi menilai, secara tidak langsung mempengaruhi, karena pasar diuntungkan dalam rangka melakukan penyusunan anggaran dan budgeting untuk IT spending mereka untuk tahun 2010. Tetapi secara umum, imbuh Ashadi, biasanya pasar telah mengantisipasi dampak currency ini dengan melakukan forecast secara matang, disertai pembelian kebutuhan TI biasanya dilakukan secara terencana dan dalam periode tertentu secara berkala.
“Untuk tren bisnis TI sendiri, tahun depan akan lebih mengarah kepada managed services atau outsourcing, baik untuk hardware, software dan services itu sendiri. Dimana isu utamanya adalah bagaimana mengubah capital expenditure (capex) menjadi operational expenditure (opex) bagi perusahaan di Indonesia,” pungkasnya.
Sementara Wakil Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Pengusaha Komputer Indonesia (DPP Apkomindo), Sutiono Gunadi mengatakan, bisnis hardware, khususnya perangkat keras diprediksikan meningkat hingga 40% dari pasar 2009.
“Apkomindo memprediksikan pertumbuhan year to year (y-to-y) 2009-2010 sebesar 40%. Diprediksikan pasar akan mencapai 3.8 juta unit di tahun 2010,” papar Sutiono kepada BISKOM (26/11).
Menurut Sutiono, melemahnya USD terhadap IDR yang diprediksi masih berlangsung hingga tahun depan akan sangat menguntungkan bagi konsumen Indonesia, karena harga produk TI jadi lebih terjangkau. Apalagi diperkirakan kecenderungan pasar perangkat keras akan bergerak ke mobile product dan yang menunjang gaya hidup (life style).
Senada dengan Sutiono, Waketum Media, Promosi dan Komunikasi Apkomindo, Merry Harun mengatakan, sepanjang 2009, pertumbuhan hardware diperkirakan di atas 30% atau sedikitnya mencapai 2.7 juta unit. ”Kami masih menunggu hasil transaksi di bulan November dan Desember 2009. Pertumbuhan pastinya baru bisa didapat paling cepat akhir Januari 2010,” kata dia.
Merry mengungkapkan, kondisi pasar selama 2009 sangat di luar prediksi. Sebab, semula di akhir 2008 banyak pengusaha yang pesimistis karena adanya krisis global yang memukul bisnis di seluruh dunia. “Akibatnya kami sulit membuat prediksi untuk tahun 2009, namun kami kira pasar 2009 lebih baik dibanding tahun 2008,” ujarnya (1/12).
Boleh dikatakan, pada akhir 2008 hingga awal 2009, papar Merry, Apkomindo sendiri tidak bisa memasang target yang muluk. “Kami memasang target untuk 2009 sama dengan pasar 2008 yaitu 2,2 juta unit. Tapi syukurlah pasar TI berhasil melampaui target tersebut,” ucapnya.
Sutiono menambahkan, kendala terhambatnya penjualan terjadi hanya di awal tahun 2009, namun di kuartal kedua (Q2) ke atas penjualan bertumbuh. “Cara mengatasinya dengan menerapkan transaksi dalam mata uang rupiah (IDR) dan ekspansi ke daerah agar mengenal teknologi lebih cepat,” kata Sutiono.