Dahulu, nama Andreas Ruddy Diantoro selalu dikaitkan dengan Hewlett Packard (HP). Kini, Andreas bagai saudara kembar dengan Dell: identik dan sejiwa. Andeas memang cukup lama berkiprah di HP. Penyandang gelar MBA dari Western Illinois University, Amerika Serikat ini pernah menjabat sebagai Managing Director dan Country Manager HP Indonesia. Bukan hanya di Indonesia, Andreas pernah menempati sejumlah posisi penting di Singapura dan Australia. Ia sempat menjadi Corporate Account Representative HP di Singapura dan Manajer Pengembangan Pasar HP di Australia.
Kiprah Andreas tak perlu diragukan lagi. Ia pernah mengantarkan HP Indonesia meraih penghargaan Best Country of the Year di seluruh Asia Pasifik dan Jepang. Sebuah penghargaan yang menggabungkan penilaian pada penjualan, profitabilitas, pangsa pasar, manajemen, kepuasan karyawan dan kepuasan pelanggan terbaik yang dilakukan HP. Penghargaan serupa juga diperolehnya tahun 2005.
Saat ini, Andreas adalah Regional Managing Director South Asia di Dell. Mengawali karir di perusahaan asal Amerika Serikat ini sejak Oktober 2005 lalu, Andreas memimpin dan mengelola bisnis Dell di Indonesia sebagai Direktur Pengelola, dan dipercaya sebagai Direktur Pengelola Dell Asia Selatan dan Grup Developing Markets.
Berkat kepercayaan yang diberikan Dell kepadanya, kelahiran Jakarta, 12 September 1968 ini diberi hak eksklusif untuk tetap bermarkas di Jakarta. Padahal ia harus membawahi 20 negara berkembang lainnya di kawasan Asia Selatan. “Ini adalah hal yang istimewa, karena belum pernah ada region head perusahaan yang sifatnya major yang diperbolehkan berbasis di Jakarta,” ujarnya.
Dell di tangan Andreas terus menunjukkan perkembangannya. Di Indonesia, Dell bertekad untuk meraih posisi teratas di level corporate, consumer dan small medium business (UKM). Selain itu, Dell juga akan fokus membidik komunitas gamer (hardcore gamers) melalui penjualan notebook Alienware. Simak wawancara BISKOM selengkapnya dengan Sarjana Administrasi Bisnis Pemasaran dari University of Iowa, Amerika Serikat ini medio Januari lalu di kantornya di bilangan Thamrin, Jakarta.
Apa alasan Dell membuka kantor di Indonesia? Bagaimana pencapaian yang dilakukan Dell sejauh ini?
Sebenarnya kantor Dell di Indonesia sudah ada sejak Agustus 2002 , namun kami baru benar-benar ekspansif pada 2006, kemudian Agustus 2008 pindah dari kantor yang lama di Midplaza ke kawasan Thamrin, Jakarta. Sekarang ini, Indonesia merupakan pasar terbesar di ASEAN. Saya sendiri memegang pasar Asia Selatan yakni ASEAN plus the rest of Asian Pasific, yakni negara-negara seperti Pakistan dan Bangladesh. Di luar India, Indonesia merupakan salah satu pasar yang pertumbuhannya sangat cepat, tidak hanya di kawasan ini, tapi juga di dunia.
Di Indonesia, meski International Data Corporation menyebutkan bahwa di segmen korporasi besar Dell memimpin pasar, terutama untuk PC, di segmen consumer dan UKM, Dell masih berjuang untuk menembus dominasi vendor-vendor lain. Tetapi, saya optimistis dengan kredibilitas Dell.
Bagaimana dengan pendapatan Dell di tahun lalu dan target tahun depan?
Pertumbuhan Dell maju pesat hingga 40 persen dengan pasar mencapai 700 ribu unit per tahun di Indonesia. Saat ini, Dell adalah nomor satu untuk tingkat korporasi. Di masa mendatang, tepatnya dalam tiga tahun ini, kami memilki target untuk meningkatkan pasar konsumen dan pelanggan bisnis kecil sehingga kami juga bisa menjadi nomor satu di segmen itu. Di tingkat korporasi, produk utama kami adalah server, sedangkan produk-produk yang ditargetkan untuk konsumen dan usaha kecil adalah komputer pribadi (PC) dan notebook. Pada kuartal ketiga tahun 2009, produk-produk konsumen mengalami peningkatan penjualan dari 1,7 persen menjadi empat persen. Tahun lalu pendapatan kami resminya US$ 63 miliar di seluruh dunia.
Sebenarnya Dell ingin memposisikan di pasar mana, apakah pasar atas? Apa fokus Dell ke depan?
Kami tidak ingin menjadi market share leader, tapi ingin mendapatkan market share. Dulu kami dikenal dengan cost leader, namun kami berusaha merubah image itu karena kalau disebut cost leader, seolah-olah produk kami murah, dan terus terang ini tidak cocok dengan visi kami. Kami ingin produk Dell paling bagus dan berkualitas.
Untuk menjadi nomor satu di Indonesia, apa strateginya?
Pertama adalah services. Mulai Februari ini, kami membangun infrastruktur service yang betul-betul sudah Dell worldwide standard. Kami akan mempunyai pusat service di 10 kota besar di Indonesia yakni di kota Medan, Pekan Baru, Batam, Yogyakarta, Surabaya, Jakarta, Bandung, Semarang, Makasar, dan Balikpapan. Tujuan dari service center ini adalah untuk mempermudah dan mempercepat service kami kepada para reseller dan user Dell. Dengan cara ini kami berharap dapat kami memberikan kenyamanan untuk pemakai Dell di seluruh Indonesia. Dan nantinya kami akan kembangkan service point di seluruh Indonesia.
Kedua, dari segi infrastruktur jaringan penjualan dan purna jual dengan mengembangkan jaringan distribusi kami yang dulunya hanya di kota-kota besar, sekarang mulai masuk ke kota-kota yang kami sebut dengan Tier 1 dan Tier 2. Kemudian dari segi service level, kami melakukan pembeda-pembeda. Untuk corporate level, kami menawarkan garansi tiga tahun. Kalau untuk SMB, garansi setahun saja, tapi kalau consumer, ini yang harus datang ke service center. Jadi, jaringan service Dell penting sekali dan merupakan salah satu pembeda dari Dell dibandingkan kompetitor lain.
Bagaimana Dell memandang kompetitor dan pasar mana yang paling berat?
Pasar consumer saya rasa adalah pasar yang paling berat. Karena di situ ada pemain-pemain lama yang masuk sejak tahun 1990-an dan memiliki infrastruktur yang kuat. Mereka jauh lebih lama dibandingkan Dell yang baru mulai pada 2009, namun bedanya Dell mempunyai kecepatan dan kelincahan (speed and agility) sehingga Dell terkenal bergerak cepat sekali.
Contohnya di korporat, tahun 2005 Dell menduduki posisi nomor 5 di Indonesia, tapi pada 2007 kita sudah nomor 1. Kami berharap bisa melakukan hal yang sama di level consumer maupun SMB pada tahun ini dan tahun mendatang.
Produk apa yang jadi andalan Dell saat ini?
Fokus kami sekarang ke Alienware, setelah kami mengakuisisi perusahaan yang bergerak di bidang komputer khusus untuk gaming ini. Harga notebook Alienware ukuran 11 inci sekitar US$ 1.500, yang 15 inchi harga US$ 2.300, dan 17 inci harganya US$ 3.300. Notebook-notebook ini khusus kami arahkan untuk pasar gaming karena pasar gaming di Indonesia maupun di kawasan Asia sangat luar biasa. Bahkan banyak warnet yang berubah menjadi game center.
Alienware sejatinya merupakan perangkat game kelas berat untuk gamer kelas kakap. Performa yang ditawarkan notebook Alienware sanggup memainkan game sekelas Call of Duty: Modern Warfare 2 dengan mulus. Untuk casis yang digunakan lebih tipis, tampilan HD 16:9, lebih personal, serta dilengkapi dengan prosesor Intel Core i5 dan fitur ‘cerdas’ seperti teknologi Turbo Boost.
Bagaimana dengan pasarnya sendiri?
Alienware sebelumnya dikenal sebagai PC Desktop untuk gaming dari kelas high-end yang selalu tampil dengan ciri khas menyerupai wajah Alien. Dulu, orang mau beli Alienware harus ke Amerika atau membelinya secara online, baru dikirim ke Indonesia. Sampai pertengahan 2009, orang yang minat Alienware hanya bisa beli di Amerika Serikat dan Singapura. Tapi, sejak akhir tahun Oktober 2009, Alienware masuk jaringan distribusi Dell, sehingga bisa dibeli di ASEAN. Kalangan gamer pasti mengenal Alienware. Tidak hanya notebook saja, Alienware juga mengeluarkan perangkat pendukung untuk bermain game seperti keyboard dan mouse.
Apa keunggulan Alienware dibanding produk lain yang juga mengklaim dirinya sebagai notebook gamer?
Notebook Alienware yang tengah dipasarkan oleh Indonesia, yaitu M15x dan M17x. Kedua notebook ini sengaja dibawa Dell ke Indonesia untuk membidik para gamer yang ada di kelas premium. Notebook Alienware M17x telah dilengkapi dengan desain yang cukup unik. Dengan layar sebesar 17 inci, notebook ini dilengkapi dengan Intel Core 2 Extreme Quad-Core Mobile.
Alienware tidak main-main dalam memanjakan gamer dalam urusan grafis. Mengadopsi teknologi NVIDIA SLI dengan didukung Dual NVIDIA GPU GeForce GTX 280M. Melalui perpaduan dengan teknologi GPU NVIDA, kami berharap Alienware dapat menghilangkan ketimpangan performa antara perangkat mobile dan sistem dekstop dengan mengeluarkan sistem mobile terbaru yang kami miliki.
Bicara mengenai pasar di Indonesia, apakah industri teknologi informasi (TI) Indonesia siap menghadapi pasar bebas dengan pemberlakuan China-Asean Free Trade Area (CAFTA) awal tahun ini?
Siap saja. Bahkan bagi Dell perdagangan bebas ini sudah tidak ada bedanya. Produk Dell dibuat di China, Malaysia atau India karena sekarang pabrik Dell sudah ada di tiga negara tersebut. Sebetulnya bagi kami tidak ada perbedaan, namun mungkin saja berpengaruh pada produk lokal maupun pemain lokal.
Untuk produk TI, saya tidak melihat sesuatu yang benar-benar berpengaruh sekali, karena produk lokal justru lebih mudah mengimpornya. Kebanyakan komponen 90% produk atau brand lokal adalah impor, paling kita hanya membuat casingnya saja. Mungkin di industri lain yang lokal kontennya lebih besar turut berpengaruh jika diserang produk China, dan akan terasa misalnya seperti spare part kendaraan bermotor. Pada prinsipnya kita harus melihat ada hal-hal positif dari pemberlakuan CAFTA ini, contohnya order-order sepatu sudah mulai pindah dari Vietnam ke Indonesia. Tentunya tidak menutup kemungkinan untuk industri-industri lainnya.