Jakarta, BISKOM – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknolgi (BPPT) melangsungkan Rapat Kerja (Raker) 2020 dengan tema Penguatan Daya Saing Melalui Inovasi, Transformasi Digital dan Kualitas SDM pada 24-25 Februari 2020 di Auditorium B.J. Habibie Gedung BPPT, Jakarta.
Raker ini dibuka oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Dirinya menyampaikan bahwa sebagai lembaga pemerintah yang berfokus pada ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), BPPT harus dapat diandalkan dalam pengkajian dan penerapan iptek yang memberikan manfaat bagi masyarakat. Untuk itu, BPPT harus memiliki agenda riset dan inovasi prioritas.
“Salah satu tolak ukur keberhasilan BPPT adalah terpakainya inovasi teknologi oleh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, memerlukan mitra untuk hilirisasi inovasi teknologi tersebut dan pentingnya mitra. Saya mendukung penuh langkah BPPT dalam melaksanakan kerjasama dengan mitra-mitranya seperti dengan industri, kementerian/lembaga, dan perguruan tinggi,” kata Ma’ruf Amin.
Dirinya menjelaskan bahwa saat ini dengan perkembangan Iptek yang begitu pesat, inovasi-inovasi baru terus bermunculan. Seperti inovasi yang memberikan efisiensi dan efektifitas di setiap sektor industri, baik produksi, jasa dan informasi.
“Inovasi inilah yang akan menambah nilai tambah dari suatu produk yang akan berdampak pada perekonomian bangsa,” paparnya.
Wapres menuturkan bahwa Indonesia merupakan negara yang mempunyai kekayaan sumber daya alam. Namun karena kurangnya penguasaan Iptek dalam berinovasi, maka nilai tambah yang dihasilkan masih kalah dengan negara-negara maju.
Sedangkan menurut Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto, Indonesia diproyeksikan keluar dari middle income trap pada tahun 2036. “Guna mencapai visi tersebut pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Tahun 2020-2024 yang dituangkan dalam Peraturan Presiden No. 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024 yang meliputi tujuh agenda besar. Salah satunya meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing,” ungkap Airlangga.
Menko Perekonomian berharap BPPT dapat banyak berkontribusi dalam pelaksanaan transformasi sisi produksi ini. Sisi produksi termasuk dalam fokus pengembangan industri nasional dan secara konsisten menghasilkan inovasi teknologi produksi bahan baku obat yang untuk lima tahun ke depan diprioritaskan pada produksi antibiotik, amoksisilin, parasetamol, insulin, adjuvant, vaksin dan herbal, sebagaimana telah ditetapkan dalam Program Prioritas Nasional RPJMN 2020-2024.
Kepala BPPT Hammam Riza menyampaikan bahwa Rapat Kerja BPPT kali ini menjadi sangat penting dalam menentukan langkah BPPT ke depan, karena tahun 2020 ini merupakan awal dari RPJMN 2020-2024. “Kebijakan dan keputusan yang BPPT ambil dalam Raker 2020, akan menjadi dasar seberapa besar BPPT akan berkontribusi dalam pembangunan nasional pada lima tahun mendatang,” jelas Hammam. (red)