Jakarta, BISKOM – Kehadiran teknologi 5G di Indonesia makin santer terdengar. Sebelumnya, Pemerintah menargetkan jaringan komunikasi terbaru 5G sudah dapat diadopsi sebelum ibu kota dipindahkan ke Kalimantan Timur pada 2024. Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate mengharapkan sebelum digunakan secara komersial, termasuk di ibu kota baru, 5G juga bisa digunakan di sektor industri manufaktur.
Namun, perusahaan teknologi Ericsson optimis implementasi 5G di Indonesia bisa terwujud pada 2021. Sebab, pemerintah bersama operator seluler telah melakukan investasi besar-besaran misalnya fiber optic. President of Ericsson Indonesia, Jerry Soper, sebagian besar operator juga sudah melakukan investasi pada infrastruktur backhaul.
“Saya bisa katakan kemungkinan tahun depan (implementasi 5G dimulai di Indonesia 2021). Kami telah melihat beberapa waktu belakangan ini, salah satu hal penting untuk menerapkan 5G adalah investasi backbone dan fiber optic sudah mulai dipasang,” ungkap Jerry pada Selasa (23/6/2020).
Kemenkominfo telah menyiapkan frekuensi mulai dari 600 MHz hingga 6 GHz, terutama dalam rentang 3,5 GHz hingga 4,2 GHz untuk keperluan 5G. Lebih lanjut Jerry menjelaskan bahwa pemerintah saat ini juga tengah mencari spektrum 5G mana yang terbaik untuk mendukung konektivitas 5G. Menurut dia, spektrum 2.6 GHz dan 3.5 GHz akan dipilih terlebih dahulu. “Seperti yang saya katakan tadi, 2.6 atau 3.5 GHz mungkin akan lebih dulu digunakan,” paparnya.
Ericsson memprediksi pelanggan layanan wireless broadband 5G secara global bakal menyentuh angka 190 juta pada 2020 ini, dan bakal meroket dalam jangka lima tahun ke depan. Sementara untuk di kawasan Asia Tenggara dan Oseania, pelanggan 5G pada 2025 diprediksi mencapai 270 juta, atau sekitar 21% dari semua pelanggan mobile broadband, di mana sisanya adalah pelanggan di jaringan 4G LTE. (red)