Jakarta, Biskom- Rakornas Riset dan Inovasi Kemenristek/BRIN 2021 yang digelar maraton dengan mekanisme hybrid tatap muka dengan protokol kesehatan ketat, serta daring pada 27-29 Januari 2021 telah selesai.

Menristek/Kepala BRIN, Bambang Brodjonegoro, dalam penutupan tersebut menekankan bahwa fokus Program Kemenristek/BRIN tahun 2021 hanya ada dua yaitu Program Prioritas Riset dan Inovasi Nsional (PRIN), dan Program Riset dan Inovasi untuk Percepatan Penanggulangan COVID-19.

Dalam Rakornas Ristek/BRIN 2021, juga di diskusikan program-program riset dan inovasi yang memecahkan solusi permasalahan bangsa seperti: a)  Sinergikan program riset dan inovasi untuk penanggulangan bencana di Indonesia; b) Bermacam.program pengembangan kapasitas untuk penguatan SDM RistekBRIN; c) Pengembangan LBM Eijkman.

Penutupan ini dilakukan langsung oleh  Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Ka. BRIN) Bambang PS Brodjonegoro di Graha Widya Bhakti di Kawasan Puspiptek, Serpong (29/1).

Secara garis besar  rumusan Rakornas 2021 dengan “Tema  Sinkronisasi Program dan Anggaran dalam Pencapaian Target Kinerja 2021”, bertujuan untuk  menyinergikan program riset dan inovasi nasional 2021, yang diarahkan untuk dua program yakni Prioritas Riset dan Innovasi Nasional (PRIN) dan Program Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19, serta Vaksin.

“Oleh karena itu mari manfaatkan anggaran dengan sebaik-baiknya untuk mendukung program prioritas,” terang Menteri Bambang, seperti dikutip dalam rilis Kemenristek/BRIN di Jakarta, Sabtu (30/1).

Sebelumnya Rakornas Riset dan Inovasi 2021 dibuka oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dilanjutkan dengan diskusi panel menghadirkan sejumlah narasumber di lingkungan Kemenristek/BRIN, Kepala LNPK, anggota Komisi VII DPR RI, pimpinan instansi pemerintah terkait,  pimpinan perguruan tinggi, para pakar dan akademisi, dan pimpinan industri swasta dan BUMN terkait.

Diskusi Panel dibagi menjadi enam sesi dengan agenda membahas format baru program dan anggaran, kesiapan ASN dengan penerapan sistem merit, review prioritas riset nasional, review konsorsium riset dan inovasi COVID-19, sinergi riset dan inovasi penanganan mitigasi bencana, dan masa depan lembaga Eijkman. (red)