Jakarta, BISKOM – Momen ulang tahun Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI) yang ke 67 yang jatuh pada tanggal 20 mei 2021 bertepatan dengan momentum hari kebangkitan Nasional kali ini sangat disyukuri oleh para kader dan simpatisan organsiasi yang lahir dari semangat perjuangan revolusi kemerdekaan Indonesia ini.
Bertempat di bilangan Kebayoran Baru Jakarta Selatan, acara potong tumpeng sebagai syukuran hari ulang tahunnya ini, para Kader IPKI merayakannya sekaligus dengan momen Halal bihalal Idulfitri.
Dalam kesempatan tersebut, ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Wanita IPKI, Berlian Benyamina Rungkat memberikan pemaparan perihal strategi organisasi untuk lebih meyegarkan tenaga-tenaga muda yang kolaboratif dan bermitra dengan berbagai kalangan di internal IPKI.
“Sebagai ketua DPP Wanita IPKI, sebenarya ini sebuah kemitraan bentuknya. Berhubung belum adanya mitra IPKI dengan kalangan Wanita atau Perempuan, sehingga dengan adanya kemitraan ini bisa membuat sinergitas dalam melakukan roda organisasi yang dinamis tentunya. Selain itu mitra-mitra lainnya tentu akan menyusul dibentuk, terutama mitra anak-anak muda masa kini yang dekat dengan dunia digital dimana dalam kesehariannya tidak lepas dari Gawai,” Papar perempuan yang biasa disapa Lia Rungkat, Kamis (20/5/2021) malam.
Dalam membangun kolaborasi dan mitra ini, internal IPKI tentu juga akan siap berkolaborasi dalam bidang sosial kemasyarakatan bersama organisasi-organisasi diluar. Dalam memudahkan komunikasi sekaligus menjadi sarana supaya IPKI menjadi berperan aktif diranah ekternal.
“DPP Wanita IPKI sendiri akan diikuti juga dengan pembentukan Lembaga-lembaga mitra kolaboratif lainnya, seperti lembaga pengusaha, lembaga pemuda serta lembaga anak-anak milenialnya. Dengan nantinya sudah terbentuk lembaga kemitraan di Internal IPKI, tentu fokus kami nantinya kan di wilayah sosial kemasyarakatan tidak akan lagi terlibat di wilayah politis praktis. Sementara kemitraan dengan pihak luar atau ekternal tetap kami lakukan juga sebagai ajang kolaoborasi silaturhami dengan pihak luar,” Tukas Alumnus FISIP UI tersebut.
Gugah Nasionalisme
Banyaknya kekurangan wawasan kebangsaan di tengah masayarakat saat ini, juga menjadi perhatian DPP Wanita IPKI. Masih dalam pemaparannya, Lia Rungkat sangat prihatin dengan pola pikir dan wawasan tentang nasionalisme masyarakat yang sedkit menagalami kemunduran dalam bersikap hidup berkebangsaan.
“Peristiwa salah satu finalis Puteri Indonesia yang tidak hafal Pancasila pada kesempatan beberapa waktu kemarin saat ditanya oleh Ketua MPR RI, ini begitu membuat keperihatinan sendiri, sebagai seorang yang juga pernah ikutserta dalam ajang ini, tentunya kemampuan wawasan Kebangsaan ini sudah ada dalam sanubari dalam pola pikir dan tindakan kita sebagai warga negara,” Jelas Lia Rungkat.
Sebagai seorang Ibu pun, masih dalam penjelasannya, Keberadaan dunia digital dan kecanggihan didalammnya juga akan menjadi tantangan bagi Lia Rungakt, menurutnya rasa nasionalisme mutlak untuk diperkenalkan sejak dini apapun caranya.
“Ini barangkali sebagai pesan penutup dari unek-unek saya dalam menyikapi persoalan nasionalisme yang agak mulai memudar dalam beberapa tahun belakangan. Kehadiran gawai atau pun kecanggihan dunia digital saat ini disatu sisi sangat beresiko untuk membuat pendekatan pengajaran kepada anak-anak, sebagai orang tua saya akan konsentrasi buat anak saya untuk memberikan ajaran-ajaran dan nasihat wawasan ke Indonesiaan dan kebangsaan, meski gawai ada dalam genggaman tangannya, kita sebagai orang tua harus juga barada disampinganya,” Tutup Lia Rungkat.
Dalam acara syukuran ulang tahun ke 67 IPKI tersebut, nampak hadir ketua DPP Pak Bambang Sulistomo beserta kolega juga kader-kader, acara ini sendiri harus mengikuti prosedur kesehatan Covid-19 sehingga dibatasi hanya beberapa orang saja.
IPKI yang dibentuk sejak 20 Mei 1954. Para tokoh pemrakarsa diantaranya adalah Kolonel AH Nasution, Kolonel Gatot Subroto, Kolonel Aziz Saleh, dan lainnya. Di awal Orde Baru, IPKI sebenarnya lebih dekat hubungan politiknya dengan Golkar. Namun, sewaktu terjadi fusi parpol tahun 1973, IPKI bergabung dengan PDI. Dalam kongres tahun 1994, kemudian IPKI menjadi ormas nonafiliasi. Menjelang pemilu 1997, IPKI melakukan konsolidasi dan memberikan aspirasinya ke Golkar.
Lia juga menambahkan; “Semangat generasi muda dalam perjuangan bangsa ini harus semangat dalam hal apa pun membangun Indonesia yang lebih baik dan maju bagi para pemuda pemudi bagunlah jiwanya bangunlah badannya, mari singsingkan lengan baju bergerak, berkarya selama hayat masih dikandung badan karena nasib bangsa ini ada ditangan para pemuda yang punya jiwa patriot dan Nasionalisme.” pungkasnya” (Barley)