PT Bank Central Asia Tbk hingga kini masih mempertahankan sistem perbankan konvensional. Hal ini lantaran beberapa layanan masih tidak memungkinkan untuk dilakukan secara online.
Di sisi lain, emiten dengan kode BBCA ini terus mengembangkan aplikasi Mobile BCA sebagai alternatif transaksi.
“Kalau bicara bank digital, itu kan bank tanpa cabang, jadi kemampuan bank dalam melayani nasabahnya itu hanya dengan dengan alternatif mobile application saja. Tentunya, segmennya tidak bisa seluas, seperti yang dilakukan melalui kantor cabang,” kata Direktur Keuangan BCA Vera Eve Lim dalam Emitalk: BBCA – The Bluest Chip secara virtual, Jumat (11/3/2022).
Vera mengatakan, segmen korporasi, komersial, dan UKM rata-rata memiliki transaksi paling aktif. Sementara itu, untuk layanan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) membutuhkan dokumentasi secara fisik, yang tidak bisa dilakukan secara online.
“Layanan untuk segmen KPR dan KKB itu tidak kita lakukan melalui BCA digital, kerena dokumentasi termasuk pengurusan berkasi di notaris perlu dilakukan sesuai dengan aturan yang berlaku,” kata dia.
Selama pandemi Covid-19, Vera mengungkapkan transaksi digital BCA mengalami pertumbuhan yang pesat. Demikian juga dengan jumlah nasabah yang bertambah, meskipun BCA tidak memberikan gimick, seperti cash back dan promo menarik.
“Positioning untuk transaksi digital BCA pertumbuhannya sangat pesat dalam dua tahun terakhir. Selama pandemi, juga jumlah nasabah naik tinggi. Tahun lalu naik 5,4 juta (nasabah baru),” jelas dia.
Vera mengungkapkan, dengan tidak adanya promo ataupun cashback kepada nasabah baru, yang diiringi dengan kenaikan jumlah nasabah baru, menunjukkan nasabah BCA adalah nasabah yang berkualitas.
“Kita enggak kasih banyak gimic seperti e-commerce ataupun bank digital, jadi bisa dibayangkan nasabah kami yang bertransaksi itu berkualitas dengan rata-rata transaksi di atas 50 kali dalam sebulan,” tegas Vera.
