Pekerja memotret produk sepatu Prospero yang akan dipasarkan melalui platform digital di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (3/7/2020). Menurut data Kementerian Komunikasi dan Informatika, sebanyak 9,4 juta UMKM sudah menggunakan atau memasarkan produknya melalui pasar e-commerce dan mendapatkan manfaat penggunaan teknologi digital untuk transaksi lintas batas. - ANTARA FOTO/Adeng Bustomi

JAKARTA – Keberadaan teknologi dinilai sangat berperan penting dalam meningkatkan daya saing industri. Untuk itu, Indonesia membutuhkan banyak talenta digital berkualitas seiring dengan upaya transformasi digital di Tanah Air.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian Reni Yanita mengatakan sejak making 4.0 diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo pada 2018, pemerintah punya program Startup for Industry yang berusaha mempertemukan penghasil teknologi sebagai solution provider dengan kebutuhan industrinya.

“Di sini kita menekankan bagaimana teknologi ini bisa meningkatkan daya saing dengan mengefisienkan semua kegiatan lini produksi,” katanya dalam acara Dev//Verse: The Future of Digital Talents Empowering Developer Universe yang diadakan Bisnis Indonesia, Jumat (25/3/2022).

Lewat program tersebut, Reni menuturkan bahwa pemerintah mencoba mengenalkan pelaku-pelaku industri dengan digitalisasi melalui pendampingan dan bimibingan teknis. Selain itu, mereka juga memperkenalkan implementasi internet of things (IoT) untuk memonitor kinerja industri.

Dalam kesempatan yang sama, Chief of Group Digital Strategy PT Astra International Tbk. Paul Soegianto mengatakan semua pemain bisnis harus memikirkan digital itu bukan sekadar enabler, tetapi sebagai salah satu pilar utama pada bisnis di transformasi ini.

Di Astra sendiri, lanjutnya, grup digital itu membantu dalam banyak hal, terutama mengakselerasi, mengarahkan, memastikan perusahaan menggunakan teknologi yang relevan dan terus ada literasi untuk semakin improve sehingga produknya terus relevan dan bisa digunakan pasar.

Sementara itu, Digital Business Director Telkom Indonesia Fajrin Rasyid menyebut perusahaannya saat ini bukan saja menyediakan layanan konektivitas, melainkan sudah bertransformasi menjadi perusahaan telekomunikasi digital.

“Jadi bagaimana kami membangun tidak hanya konektvitas tetapi juga mengembangkan platform digital dan layanan atau aplikasi yang dibangun di atas konektivitas atau infrastruktur tadi. Untuk mencapai hal ini Telkom Indonesia membutuhkan strategi di antaranya buy, build, and borrow,” imbuh Fajrin.

Sebelumnya, Modern Work and Security Lead, Corporate Commercial Microsoft Indonesia Debby Arintika mengatakan kebutuhan talenta digital di berbagai industri dan segmen di korporasi ataupun pemerintahan juga berkembang.

Menurutnya, di balik perkembangan tersebut, para talenta digital turut mengambil peran besar dalam mentransformasi industri masing-masing untuk menjadi lebih baik.

“Dalam sebuah riset di 2019, hingga 2035, Indonesia akan membutuhkan 9 juta talenta digital atau sekitar 600.000 orang per tahun untuk percepatan transformasi digital,” ucap Debby.

Dalam hal ini, Microsoft menunjukkan bagaimana pemberdayaan talenta digital dan ekosistem teknologi di sekitarnya sangat diperlukan. Maka dari itu, perusahaan terus memperluas komitmen bagi Indonesia dengan melokalisasi platform belajar Microsoft Learn dan portal inovasi Azure, serta memperkenalkan platform khusus untuk startup Microsoft for Startups Founders Hub di Indonesia.

Sumber : https://teknologi.bisnis.com/read/20220326/84/1515250/teknologi-memacu-daya-saing-indonesia-butuh-9-juta-talenta-digital