Dalam liburan tahun baru ini, saya mampir ke salah satu kerabat. Dan disampaikan bahwa sekarang salah satu kegiatannya adalah menjadi Content Creator.

Tidak banyak yang sadar, bahwa pekerjaan content creator ini sudah sangat menjamur di sekitar kita. Saya masih ingat sebulan yang lalu bertemu dengan salah satu pengelola konten, yang menawarkan budget 8 juta untuk membuat konten TikTok dan sosial media lainnya. Dengan biaya 8 juta, saya tidak perlu lagi merekrut dan menyediakan berbagai tools yang ada, semua disediakan oleh para provider konten.

Lalu apa rahasianya ? Pertama, orang suka melihat wanita cantik. Pastikand dalam konten yang dibuat menggunakan tokoh wanita cantik.

Kedua, untuk memperkenalkan brand dan merekrut follower, mereka menyarankan menggunakan TikTok. Dengan TikTok dalam waktu singkat, sebulan saja bisa ditarget ribuan follower.

Pertanyaan saya selanjutnya jadi ingin menggali, apa yang harus dipersiapkan oleh seorang content creator ?

Jurus pertama, tentukan apa yang akan kita promosikan, konten apa yang akan kita tampilkan, dan buatlah konten seunik mungkin. Bila kita ingin mempromosikan produk / solusi kita sendiri, maka akan lebih baik kita sangat menguasai hal tersebut. Bila orang lain yang diminta , maka tentu ada upaya untuk menjelaskan produk dan solusi ke orang tersebut, sering disebut Talent.

Jurus kedua, tentukan siapa target audiens yang kita tuju. Bila kita menjual produk dan solusi untuk customer, atau B2C maka coba pilah siapakah target yang kita tuju. Umur berapakah mereka, latar belakang pendidikan apa, hingga lokasi. Demikian juga dengan B2B. Tidak sedikit perusahaan B2B menggunakan TikTok untuk mencapai target marketnya, dan ini wajar saja.

Jurus ketiga, pilih platform yang akan digunakan. Bila mungkin target anda profesional dan perusahaan / instansi, maka LinkedIn yang tepat. Bila mereka adalah milenial dan baby boomer, mungkin mereka masih ada di FB dan IG. Bila mereka GenZ maka mungkin mereka ada di TikTok. Sesuaikan konten dengan platform yang kita akan gunakan.

Jurus keempat, mulai buat konten. Konten B2B umumnya diharapkan memiliki kualitas yang baik, informatif dan memberikan nilai tambah. B2C juga mungkin perlu demikian,hanya saja bisa lebih informal. Saya ingat ada salah satu merek brand HT (handy talky) yang dipromosikan via TikTok selama 3 minggu, barulah di bulan berikutnya produk tersebut mulai dijual. Perlu waktu untuk membantu awareness agar orang tahu ada produk dan brand tersebut.

Jurus kelima, konsistensi. Salah satu yang sering kali orang lupa adalah konsistensi, konsisten menampilkan konten. Maka si penyedia konten itu juga bilang, perlu 2 konten per minggu, durasi live 2 jam, dan di blast video per 4 jam. Apapun itu, yang penting konsistensi menampilkan konten.

Jurus keenam, terus ikuti tren konten terbaru. Banyak sekali update terkait konten, di berbagai platform. Yang dibuat di LinkedIn, belum tentu bisa dibuat di platform lain.

Jurus ketujuh, investasi penting. Perangkat dan device tetap akan diperlukan untuk memastikan semua konten dapat dibuat dengan cepat dan baik. Maka sisihkan dana untuk membeli perangkat / device yang diperlukan.

Jurus kedelapan, pastikan semua konten dipublikasikan di semua kanal. Mungkin aneh, ada konten untuk LinkedIn tetap dipublikasikan juga di IG dan FB. Tapi inilah yang terjadi. Semua konten bisa dibuat untuk disesuaikan platform masing-masing. Artikel di LinkedIn bisa saja menjadi gambar di IG, dan video di TikTok.

Jurus kesembilan, jadikan uang, monitize. Bila sudah cukup, upayakan bisa dijadikan uang. Kadang orang tidak melihat potensi ini, tapi semakin banyak bisa semakin baik. Dan tentu saja membuat kita semakin bersemangat membuat konten lebih baik.

Jurus kesepuluh, tetap otentik. Ini yang kadang sukar. Kita bisa saja ingin menjadi orang lain, dan jadi berbeda, tidak otentik, tidak asli. Ini yang kadang membuat kita kehilangan identitas. Maka sangat penting untuk tetap bisa fokus menjadi diri kita sendiri.

Jurus kesebelas, pelajari trik SEO. Konten akan tetap perlu SEO. Karena semua akan dicari di berbagai kanal dan platform.

Jurus terakhir, kolaborasi dengan konten kreator lain. Ini juga yang kita sudah lihat. Banyak yang berkolaborasi dengan konten kreator lain, dan ini semua membuat semakin bagus dan konten berkualitas. Bahkan ada yang mengakuisisi konten untuk digabungkan dengan konten kreator lain guna memaksimalkan potensinya.

Itulah jurus-jurus yang bisa saya bagikan untuk para calon konten kreator, dari pengalaman yang saya lewati dalam membuat berbagai konten di berbagai platform juga. Ada hasilnya? tentu ada yang membeli produk / solusi yang saya tawarkan. Jadi jangan menyerah ya. Selamat mencoba.

Catatan: Semua gambar diatas dibuat dengan AI Adobe Firefly.