MUNGKIN tampak ironis, di saat bangsa dan negara terus dihadapkan dengan kesulitan yang paling mendasar seperti  masalah kurangnya kebutuhan dasar, keamanan, ketimpangan sosial dan lainnya,  wacana pembangunan kampung cyber tampil begitu penting dan mendesak. Begitulah kenyataannya, perkembangan kemajuan teknologi informasi (TI) di seluruh dunia berjalan terus tanpa mengenal kompromi.

Kenyataannya, dengan pemanfaatan TI, pertumbuhan ekonomi di sebuah negara relatif lebih tinggi dibanding negara yang kurang memanfaatkan TI. Korea Selatan misalnya, pada 1950 menjadi salah satu negara termiskin di dunia. Ekonominya hanya bersandar pada pertanian, dan sempat hancur gara-gara pendudukan Jepang dan Perang Korea. Namun karena keseriusan di bidang teknologi, dalam 4 dekade, Korea Selatan berubah cepat dari negara termiskin, menjadi salah satu negara paling kaya dan tercanggih di dunia dengan nilai ekonomi Trilyunan dollar.

Tahun 1963, GDP perkapitanya cuma $100. Tahun 1995 sudah $10.000. 2007, $25.000. Goldman Sachs meramalkan Korea tahun 2050 nanti akan jadi negara terkaya nomor 2 di dunia, mengalahkan semua bangsa lainnya kecuali Amerika dengan pendapatan perkapita $81.000. Korea, juga tercatat sebagai bangsa dengan kecepatan pertumbuhan ekonomi tercepat sepanjang sejarah. Samsung dan LG adalah dua dari sekian banyak perusahaan TI yang berhasil mendunia hingga kini.

Saat  lima negara, yakni Jepang, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Indonesia  membahas dan saling bertukar pengalaman bidang TI di Kabupaten Tanahdatar, Sumatra Barat (23/1), diketahui bahwa Filipina telah berhasil menggunakan TI dalam pengolahan peternakan ikan, sehingga mampu mendeteksi virus yang akan menyerang ikan, mendeteksi debit air, dan lainnya. Begitu juga dengan Thailand yang mampu meningkatkan produksi pertanian terutama padi serta Malaysia yang telah mengembangkan pendidikan di daerah terpencil. Sementara Indonesia, meski pembangunan TI-nya belum merata, namun juga tak kalah dalam pemanfaatannya di banyak lini ekonomi dan industri.

Pengguna Internet

Pengguna internet sebagai indikator dari perkembangan TI, juga terus tumbuh dari tahun ke tahun di Indonesia. Menurut survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pengguna internet di Indonesia pada 2012 mencapai 63 juta orang atau penetrasinya 24,23 persen dari populasi Indonesia.

Survei itu dilakukan selama periode April hingga Juli 2012 di 42 kota dari 31 propinsi di Indonesia. Diungkapkan National Internet Registry Department Head (IDNIC) APJII, Valens Riyadi, sejak 2007 hingga 2012, pengguna internet di Indonesia terus tumbuh. Diketahui, pada 2007 jumlah pengguna internet 20 juta orang, lalu meningkat menjadi 25 juta pada 2008, 30 juta pada 2009, 42 juta pada 2010, 55 juta pada 2011, hingga mencapai 63 juta tahun 2012 lalu.

“Penetrasi internet di Indonesia rata-rata 20 hingga 30 persen dan tidak over hanya di pulau Jawa saja, tapi densitas penggunaan internetnya di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya lebih tinggi dibanding yang lain,” ujar Valens (12/12).

Survei dengan dua ribu responden yang berusia 12 hingga 65 tahun 2012 juga mengungkapkan, rentang usia 20 hingga 24 tahun merupakan kelompok pengguna internet tertinggi yang mencapai 15,1 persen dari populasi. Sementara profil pengguna internet di Indonesia dikuasai oleh kalangan pekerja sebesar 53,3 persen, sedangkan sisanya terdiri dari pelajar 16,6 persen, Ibu rumah tangga 15,3 persen, mahasiswa 9 persen, belum bekerja 5,8 persen.

Smartphone diketahui menjadi perangkat yang paling banyak digunakan untuk mengakses internet sebesar 70,1 persen, personal notebook 45,4 persen,  PC rumah 41 persen, personal netbook 5,6 persen, tablet 3,4 persen, dan sisanya yang tidak memiliki perangkat pribadi 1,3 persen.

Berdasarkan data ini, maka pada 2013, APJII memprediksi pengguna internet Indonesia akan menjadi 82 juta.
Ketua Umum APJII, Samuel Abrijani Pangerapan mengatakan, “Penetrasinya akan naik 30 persen dibanding tahun ini dan kalau kita keep terus pertumbuhannya, pengguna internet Indonesia bisa melebihi 50 persen populasi pada 2015.”

Selanjutnya, dengan pertumbuhan 30 persen pada 2013, pengguna internet akan terus meningkat pada 2014 sebanyak 107 juta pengguna dan akan menjadi 139 juta pada 2015. Peningkatan itu, kata Samuel, akan terjadi seiring tranformasi dan perkembangan teknologi 4G, termasuk WiMax dan LTE, Fiber to the Home (FTTH), dan spektrum tambahan 3G untuk operator.

“Peluang bisnis pun makin terbuka lebar karena juga semakin dibutuhkannya akses internet, lokalisasi konten, aplikasi, e-commerce, dan data center. Untuk itu, kita harus berupaya bagaimana semua hal itu tadi bisa dibangun dengan rata,” jelas Samuel.

Manfaat Kampung Cyber

Indonesia dengan karakteristik yang unik baik dari segi geografis, kebudayaan hingga gaya hidup masyarakat, telah menumbuhkan persaingan ekonomi di masing-masing daerah secara luar biasa. Di bidang TI, persaingan yang diwujudkan dalam konsep cybercity atau kampung cyber, kini kian marak.

Kampung cyber merupakan konsep kota masa depan yang berbasis TI tingkat lanjut, sebuah kota modern dan mapan yang saling terkoneksi di seluruh bidang. Berbagai kebutuhan masyarakat kota dalam berbagai bidang, baik ekonomi, sosial, politik, pendidikan, perbankan, kesehatan, informasi dan lain-lain tersaji dalam satu konsep yang saling berhubungan. Kampung cyber juga memungkinkan pemerintahan, dunia pendidikan, pelaku bisnis, kalangan dunia usaha, semua lembaga dan juga semua lapisan masyarakat berada dalam satu jaringan internet.

Konsep kampung cyber sebenarnya sudah diterapkan di beberapa negara maju dunia. Di Indonesia pun konsep kampung cyber pun bukan lagi mainan baru. Jika kita browsing dengan tagline ‘Kampung Cyber’ maka akan tampak beberapa kota yang pernah mencoba konsep ini, mulai dari Jakarta, Bandung, Makassar, Pangkal Pinang, Malang, Sukabumi, Palembang, Bandung, Yogya, Solo, Denpasar. Meski demikian, banyak kampung cyber yang hanya sebatas pemasangan hotspot di banyak titik seperti  pusat perbelanjaan, rumah makan, kampus, taman terbuka, perkantoran, lokasi wisata, bandara, dan lain-lain.

Padahal sebenarnya, banyak manfaat dari sebuah kampung cyber, diantaranya:

1. Komunikasi Data
Seperti disebutkan sebelumnya, kampung cyber memungkinkan adanya komunikasi data antar masayarakat, namun yang paling utama adalah komunikasi data antar Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Kantor Pemerintahan lainnya.

Bayangkan, secara sederhana, masyarakat dapat melakukan pengajuan pembuatan  rekening bank, ijin mendirikan bangunan dan lain sebagainya, hanya melalui internet. Sebaliknya, bank atau pemda setempat secara otomatis  dapat  mengecek data Anda secara online dan realtime sesuai dengan nomor ID di Kartu Tanda Penduduk (KTP). Data-data  seseorang akan  tersaji detil, lengkap dengan catatan dari pihak kepolisian misalnya, apakah pernah memiliki catatan kriminal atau tidak. Karenanya, dengan kampung cyber, masyarakat bisa meninggalkan cara-cara pendaftaran yang lama dan mengharuskan antrian dan proses yang panjang.

2. Pelayanan Publik
Semakin baiknya kinerja setiap SKPD, akan berdampak pada peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Dengan jaringan komunikasi data yang luas, dan juga kemudahan mengakses data, pelayanan terhadap masyarakat pun akan semakin baik.
Sementara pemasangan infrastruktur TI berupa hotspot di banyak tempat akan semakin mendukung mobilitas masyarakat. Internet akan menjadi sumber informasi bagi masyarakat dalam suatu kawasan atau kota untuk saling bertukar informasi dan berkomunikasi dalam segala hal.

3. Peningkatan PAD (Pendapatan Asli Daerah)
Pembangunan kampung cyber dengan jaringan berkapasitas besar dapat melalui kerjasama dengan pihak swasta dan digunakan secara maksimal dalam sisi bisnis. Masyarakat bahkan secara individu dapat membuka peluang-peluang usaha atau membuka distribusi yang lebih besar melalui internet. Pemanfaatan ini tentu saja bisa mendatangkan PAD.

4. Menarik Investor
Dengan kemudahan akses data yang valid tentang sebuah kota, akan memudahkan investor untuk merencanakan pengembangan bisnisnya  di kota tersebut.

5. Pendidikan dan Kehidupan yang Lebih Baik
Tidak bisa kita pungkiri, peran teknologi sangat besar dalam meningkatkan kualitas Pendidikan. Pendidikan yang lebih maju juga akan membawa masyarakat pada peradaban kehidupan yang juga lebih baik.

Meski demikian, pertumbuhan kampung cyber juga akan serta merta membawa isu-isu negatif yang juga butuh penanganan seperti masalah keamanan, privacy seseorang, hak cipta, perawatan jaringan, dan kesiapan mental dan perilaku masyarakat akan informasi yang begitu bebas. • -berbagai sumber

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.