SETELAH tahapan demi tahapan dilaksanakan, Indonesia ICT Award (INAICTA) 2013 akhirnya sampai pada acara puncak yang berlangsung selama dua hari di Assembly Hall dan lower lobby Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta. Sebanyak 168 karya telah didemonstrasikan langsung dan dinilai potensinya di hadapan para juri.
Pada tahun 2013 ini, INAICTA telah diadakan untuk ke tujuh kalinya dengan membuka 21 kategori karya yang dapat diikuti profesional dan non profesional dari kalangan pelajar maupun umum.
Berdasarkan hasil rekapitulasi tim kepesertaan INAICTA 2013, dari 1.000 akun pendaftar ditemukan kategori Games untuk umum dan pelajar adalah yang paling banyak diminati peserta, diikuti oleh kategori Aplikasi, juga untuk peserta universitas maupun pelajar (SMU/SMK).
Selanjutnya kategori favorit lainnya adalah Digital Interactive Media, Small Medium Enterprise Application, dan Reseach and Development Projects. Karya-karya dari para nominator tersebut telah dipamerkan kepada publik 31 Agustus – 1 September 2013.
Jumlah peserta pameran akan sama dengan jumlah nominator terpilih, yaitu 168 booth yang dipajang di area Assembly 3 dan Assembly Lobby JCC.
Para juri yang terdiri dari praktisi dan akademisi bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan non-teknologi yang berjumlah 106 orang tersebut menilai, tidak hanya inovasi dan keunikan karya yang menjadi perhatian, namun juga fungsi dan fitur, penerapan teknologi, serta manfaat, baik secara komersial maupun bagi target dari karya-karya tersebut. Para juri yang berkompeten tersebut diantaranya adalah Yoris Sebastian (OMG Consulting), Andrew Darwis (Kaskus), Narenda Wicaksono (Nokia), Adi Panuntun (Sembilan Matahari), Angkie Yudistia (Thisable Enterprise) dan Dennis Adishwara (Layaria).
“Sesuai tema INAICTA tahun ini, ‘Teknokreasi: A Nation of Possibilities’, seluruh finalis sudah menjadi bukti bahwa Indonesia memiliki potensi yang luar biasa, tidak hanya untuk berkembang, tetapi juga bersaing secara internasional di bidang teknologi informasi dan terapannya,” ujar Andreas Surya, Ketua Pelaksana INAICTA 2013.
Pada kesempatan tersebut, 15 pakar di industri TIK juga turut mengisi rangkaian conference dan workshop. Acara konferensi pada tahun ini bertema ‘All about Indonesia Game Industry’ yang titik beratnya ada pada industri game.
Mengenai materi konferensi dan workshop, jelas Andreas, “Hampir 70% menggarisbawahi seputar industri games di Indonesia. Hal ini dikarenakan setelah melalui berbagai tahapan dan menerima banyak insight. Kami melihat potensi Indonesia ke depannya merujuk kepada pertumbuhan industri games yang sangat signifikan. Selain itu juga diperkuat dengan kenyataan bahwa jumlah pendaftar INAICTA terbanyak tahun ini adalah dari kategori games.” papar Andreas.
Pesatnya industri games di Indonesia sendiri ditandai dengan tumbuhnya studio games di Indonesia yang mulai dilirik oleh dunia serta banyaknya games lokal yang popular dan diunduh tidak hanya oleh masyarakat Indonesia. “Melihat tren tersebut, kami sengaja mempersiapkan para calon pelaku industrinya melalui konferensi dan workshop yang fokus dan menyeluruh. Tujuannya, supaya kita siap memasuki persaingan dalam industri games di tingkat internasional,” lanjut Andreas.
Selain mengenai games, workshop juga akan diisi dengan materi mengenai robotika, video mapping, e-commerce, dan aplikasi digital.
Pembukaan rangkaian acara puncak INAICTA 2013 diresmikan secara langsung oleh Menteri Komunikasi dan Informatika, Tifatul Sembiring. “Indonesia memiliki potensi yang besar, yang mulai dipertimbangkan oleh masyarakat internasional. Salah satunya adalah dengan terpilihnya Indonesia menjadi tuan rumah perhelatan industri TIK internasional, Internet Government Forum,” jelas Tifatul.
Pengumuman pemenang dan malam penganugerahan INAICTA 2013 yang memperebutkan total hadiah senilai Rp. 1 Milyar ini akan dilangsungkan pada Minggu malam, 1 September 2013 pada pukul 19.00 WIB. •